KIAT MENJAGA ISTIQOMAH


Semudah ucapan di lisan, namun sangat sulit direalisasikan. Istiqamah, berlaku lurus dalam koridor syariat ternyata tidak seringan ucapan di lisan ini. Perjuangan untuk tetap tegar di jalan syariat ternyata tidak sepi dari gangguan dan ancaman.
Namun, Sang Khaliq sangat sayang kepada para hamba-Nya hingga solusi dan tips untuk membuat istiqamah pun telah dipilihkan, yaitu ikhlas dan mempelajari aqidah shalih, berdoa kepada Allah, pendek angan-angan, memperhatikan kandungan Al-Qur’an. Selain itu, masih ada beberapa kiat untuk menjaga keistiqamahan tersebut, diantaranya;

Memikirkan Akibat Dosa dan Kengerian Adzab-Nya
Hendaklah seorang muslim meyakini dan mengingat selalu hanya kepada Allah semata. Segala sesuatu akan dikembalikan kelak. Dia akan memperhitungkan segala perbuatan hamba-hamba-Nya, lalu membalas perbuatan mereka yang telah mereka kerjakan di kehidupan ini. Setiap kali seorang hamba menghadirkan semua hal di atas, maka hal itu dapat membantunya untuk tetap sabar dalam beristiqamah dan teguh di atas agama Allah. Oleh karena itu, allah berfirman di dalam Al-Qur’an tentang orang-orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya:
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ (١٩)إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلاقٍ حِسَابِيَهْ (٢٠)
“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitab dari sebelah kanannya, maka dia berkata, ’Ambillah, bacalah kitabku (ini). Sesungguhnya aku yakin, bahwa aku menemui hisab terhadap diriku.’”(QS. Al-Haqqah: 19-20)
Apabila seorang hamba mengetahui bahwa dirinya akan dihisab dan mengingat-ingat hisab, balasan dan berdiri di hadapan Allah, maka hal ini termasuk sarana terbesar untuk dapat beristiqamah dan tegar di atas agama Allah tabaroka wa ta’ala.
Membiasakan Mengerjakan Perintah-Nya
Hendaklah dalam menuntut ilmu bukan sekadar mendapat ilmu semata. Namun lebih dari itu, harus mengamalkannya. Ali bin Abi Thalib berkata:
“Ilmu akan bersambung bila diamalkan, bila tidak, maka ia akan pergi.”
Hendaklah membiasakan diri mengamalkan perintah-perintah Allah. Bila mendengar kalimat dari gurunya, mendengar nasihat dari khatib, atau mendengar peringatan dari orang alim, hendaklah membiasakan diri untuk mengamalkannya. Allah berfirman:
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا
“Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).” (QS. An-Nisa’: 66)
Dengan demikian membiasakan diri melaksanakan perintah Allah dapat menjadi salah satu sarana meraih keteguhan di atas agama Allah ta’ala.
Pilih Teman Shalih
Teman yang baik adalah yang mengingatkan bila kita lalai, menegur bila kita bermaksiat, dan memberikan dukungan bila kita mengamalkan dan menyambut ketaatan. Allah berfirman:
قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ
“Kami akan membantumu dengan saudaramu.” (QS. Al-Qashash: 35);
Teman yang baik akan membantu saudaranya berbuat kebaikan. Maka sudah sepatutnya seorang muslim antusias dalam mencari teman yang baik lagi istiqamah, yang dapat membantunya untuk istiqamah di atas ketaatan kepada Allah.
Berhati –hatilah!
Tidak kalah pentingnya bersikap waspada dari sarana fitnah, kesesatan, dan kebatilan. Sebab semua itu dilandasi salah satu atau kedua senjata syaitan menggoda manusia dan menggelincirkannya.
Mempelajari Sejarah Nabi dan Orang-Orang Shalih Setelah Beliau
Sirah mereka yang mulia, kisah mereka yang mewangi, dan kehidupan mereka yang penuh berkah lagi makmur dengan ketaatan kepada Allah bisa menjadi motivator untuk menumbuhkan kecintaan. Bila seseorang sudah cinta, maka ia akan mengikuti jejak mereka. Kemudian orang yang mengikuti jalan mereka niscaya akan diberi taufik untuk mengerjakan segala kebaikan dan dengan izin Allah ia akan terjaga dari segala keburukan.
Nabi shallallahu alaihi wa salam bersabda:
“Sesungguhnya ilmu hanya didapat dengan belajar, dan sifat santun dapat diraih dengan membiasakannya. Barangsiapa yang mencari kebaikan pasti ia akan diberi, dan barangsiapa yang berhati-hati dari keburukan maka ia akan dijaga darinya.”(Riwayat Al-Khatib al-Baghdadi)