Dari mana datangnya cinta?

  KEAJAIBAN kalimah CINTA dalam kehidupan manusia. Kalimah yang mampu menghidupkan jiwa, juga kalimah yang mampu mematikan hati. Kalimah yang memandu manusia mengenal diri lalu melangkah pasti mencari redha Ilahi, juga kalimah yang melempar manusia jauh ke lembah penuh kehinaan lalu mengharungi lautan dosa dan nista.




Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhuatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang soleh dan cubaan bagi ahli ibadah, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin memberikan penghayatan mengenai pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang.

Saya amat bersetuju untuk mengatakan bahawa cinta itu sebahagian dari nadi kehidupan, juga tanda bahawa kita masih memiliki hati dan perasaan. Terlalu mustahil untuk kita menanggalkan rasa cinta dari hati kita. Bahkan inilah fitrah insani, tanpa perasaan cinta kita tidak akan mampu menjadi insan hakiki.

Islam tidak pernah menghalang untuk cinta bersemi dijiwa-jiwa kita apatah lagi untuk cinta itu mewarnai helaan nafas kita dengan harapan dan perjuangan. Cinta adalah sesuatu yang menghidupkan jiwa, membangunkan cita serta mengobarkan semangat perjuangan ketika manusia berdepan dengan rimba takut dan hampa, ketika awan keraguan menutup pandangan dan harapan serta ketika jiwa-jiwa terasa kerdil dan hina memandang kehidupan. Cinta adalah cahaya ketika jiwa kegelapan dan suram, pembimbing ketika hati lalai dan leka serta penawar ketika luka-luka kehidupan menjaluri hati dan perasaan.

Islam tidak pernah memandang cinta dengan pandangan hina dan jelek tetapi manusia dengan segala kejahilan dan kerakusannya telah mencemari kesucian cinta dengan penuh ketergesaan dan kesombongan. Kejahilan telah menjadikan cinta sebagai sembahan dan ilah (tuhan) baru bagi manusia-manusia yang memburu syurga dunia. Ketergesaan dan kecetekan fikiran telah memperdayakan manusia dengan bisikan kebahagiaan penuh kepuraan. Lalu manusia tersungkur hina dipentas dunia sementara setelah tergadainya segala kemuliaan dan harga diri.

Islam tidak pernah mengancam dosa dan siksa bagi pemilik-pemilik cinta namun dengan kebijaksanaannya syaitan telah menaburi bunga-bunga cinta untuk menghiasi jalan ke Neraka. Lalu kita mengorak langkah meninggalkan keredhaan dan syurga Allah SWT.

Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Benarlah kalau cinta memerlukan persiapan dan aturan. Tidak lain dan tidak bukan, agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta yang dapat menjerumuskan manusia pada kehidupan kebinatangan dan penuh kenistaan. Bila cinta dijaga kesuciannya, manusia akan selamat. Para pasangan yang saling mencintai tidak hanya akan dapat bertemu dengan kekasih yang dapat memupus kerinduan, tapi juga mendapatkan ketenangan, kasih sayang, cinta, dan keredhaan dari Dzat yang menciptakan cinta yaitu Allah SWT. Di negeri yang fana ini atau di negeri yang abadi nanti.

Bahkan Islam mengajar kita bahawa cinta itu ada Pemiliknya. Asalkan kita mengenal pemilik hati dan cinta kita maka kita akan hidup mulia. Cinta keluarga, wanita, dunia dan sebagainya adalah sarana atau wasilah untuk kita mencari cintaNya. Kita cintakan segalanya demi cinta kita kepadaNya. Kita menjadi suami atau isteri yang baik demi mencari redhanya lalu kita membangunkan rumahtangga kita dengan penuh kemuliaan dan menjaga panduan dan laranganNya. Bahkan kita melihat anugerah kehidupan inipun sebagai bukti cintaNya lalu kita tersungkur sujud sambil melagukan kesyukuran tak berpenghujung.

Keimanan yang benar menjadikan perjalanan kehidupan seperti sebuah kisah cinta; kesetiaan dan pengorbanan menukarkan ujian pahit menjadi kenangan manis, kesabaran menjadikan segala beban yang ditanggung menjadi ringan, keyakinan pada janji-janji Allah menjadikan jiwa tenang ketika perjalanan begitu sukar, kerinduan padaNya menjadi pembakar semangat setiap kali berdepan dengan kegagalan.