Berpikir positif dan menjadi lebih langsing

KALAU dihitung-hitung, entah sudah berapa macam cara diet yang Anda lakukan. Dari metode buatan pakar teman sampai resep dari teman (yang bisa jadi hanya berdasarkan pengalaman pribadinya). Bobot Anda memang sempat turun. Tetapi, tak lama kemudian, kembali naik. "Sampai kapan aku harus menderita begini? Setiap pagi hanya makan sup diet instan, malam hanya mengunyah apel. Dan hasilnya tidak ada. Beratku naik-turun." Begitu mungkin pikir Anda. Apa yang salah? 
Apakah Anda harus mencari lagi metode diet yang lebih baik atau justru menghentikan usaha Anda sama sekali?
Terbentuk sejak kecil
Sebenarnya kunci untuk menurunkan berat badan bukanlah sekedar mengurangi konsumsi lemak atau karbohidrat atau berolahraga secara teratur. Ada satu hal yang sering dilupakan orang, tetapi justru memegang peran penting, yaitu pikiran. Secara teori, Anda tentu tahu bahwa mengurangi porsi makan rutin berolahraga adalah kunci penurunan berat badan. Namun, menurut ahli gizi Dr. Rosemary Stanton dari Australia, sebenarnya tidaklah sesederhana itu. Ada begitu banyak kebiasaan yang tidak tertanam sejak Anda masih anak-anak.
Anda tentu masih ingat kala diminta untuk menghabiskan makanan di piring Anda. Jika tidak, Anda akan dibilang nakal. Bila terjadi sebaliknya, Anda akan disebut ’pintar’. Peristiwa itu lama- kelamaan membuat anak-anak kehilangan kemampuan untuk makan hanya di saat lapar dan berhenti saat perutnya sudah penuh. 
Selain itu, masih ada banyak ’pesan keliru’ yang didapat oleh anak dari orang tua. Contohnya saja, ketika anak ingin belajar bermain, orang tua malah memasukkannya ke dalam kereta dorong dan memberi makanan. Akhirnya, tanpa disadari, perlakuan itu menjadi kebiasaan. Akibatnya, bisa terjadi yang sebaliknya. Saat orang tua ingin anaknya berjalan, si anak justru tidak mau dan malah meminta makanan. Tanpa disengaja, anak pun mendapat ’indoktrinasi’ bahwa pakanan dapat digunakan untuk mengatasi kebosanan dan membuat tenang.
Latih otak Anda

Menurut Catherine Campbell, psikolog klinis dari Sydney, elemen vital dalam upaya menurunkan berat badan adalah mengenali dan kompromi dengan pikiran Anda, terutama soal makanan, diet, dan olahraga. Pikiran dan kebiasaan tersebut memang telah terbangun anak kecil. Namun, bukan berarti sulit diubah. Sebelum Anda mulai menurunkan berat badan, coba ubah dulu berpikir (mindset) Anda. Punya timbangan atau terpaku pada diet saja belum cukup. Anda juga harus punya motivasi dan optimisme. Pun kesadaran bahwa menurunkan dan mempertahankan berat badan merupakan suatu tantangan.
Menurut Stanton, masih banyak orang yang membenci dirinya dan berusaha menurunkan bobotnya, supaya dapat menyukai dirinya. Benarnya bila dapat menghargai tubuh Anda, tentu Anda akan berusaha menjaganya dengan lebih baik. Tentu saja semua itu harus usaha keras. Pikiran Anda harus bekerja maksimal untuk mengubah kebiasaan yang sudah mendarah daging. Inilah beberapa trik yang bisa Anda coba, agar usaha Anda untuk mengurangi bobot menjadi lebih mudah.
Belajar dari kegagalan di masa lalu
Berjuang melawan kegemukan pastilah tidak mudah. Bahkan, salah-salah bisa menghancurkan jiwa Anda. Karena itu, Campbell menyarankan, janganlah menyalahkan diri Anda untuk kegagalan yang terjadi. Namun, tanyakan di mana letak kesalahannya dan pikiran bagaimana agar kali ini Anda bisa menjalankannya dengan cara yang berbeda.
Sabar…! Semuanya butuh proses
Banyak yang ingin bobotnya turun dengan cepat. Padahal, faktanya tidaklah semudah itu. Jadi, sadarilah bahwa semuanya perlu proses, Stanton berujar, orang memang cenderung memiliki harapan yang tidak realistis. Padahal jika bisa menurunkan 1 kg saja dalam sebulan, berarti usaha Anda sudah cukup baik. Lagipula, daripada berdiet dengan tujuan untuk menurunkan berat badan, lebih baik Anda melakukannya agar pola makan Anda lebih sehat dan lebih bugar. Dengan tubuh yang bugar, Anda akan punya energi lebih dan merasa lebih nyaman dengan diri sendiri. Selanjutnya, penurunan berat badan otomatis akan terjadi dengan sendirinya.
Stop berpikir tentang diet
Anda harus keluar dari ide, "Saya akan melakukan diet. Saya akan mencapai berat badan ideal. Setelah itu, saya harus berhenti berdiet". Sebab, dengan cara berpikir seperti itu, tingkat kekambuhan Anda justru akan sangat tinggi. Kombinasi harapan yang realistis, pendekatan pada makanan, dan jadwal olahraga yang teratur lebih memungkinkan bagi Anda untuk sukses menurunkan berat badan dalam jangka panjang.
Berhentilah makan demi perasaan nyaman
Makanan dapat menimbulkan perasaan nyaman. Misalnya saja, ketika sedang sedih, teman Anda akan membuatkan secangkir teh hangat. Contoh ini menggambarkan bahwa makanan sering dipakai untuk menunjukkan rasa simpati dan membuat Anda kembali ceria. Coba ubah kebiasaan itu dengan melakukan sebuah trik. Cari hal yang lain yang dapat membuat Anda merasa nyaman. Misalnya, berendam di air hangat, dipijat, duduk memandang matahari di tepi pantai, duduk santai di taman, atau sekedar membelai-belai hewan peliharaan Anda.
Dengarkan tubuh Anda
Saat waktu menunjukkan pukul 12 siang, bukan berarti Anda harus segera beranjak makan siang. Tetapi, jangan pula Anda mengabaikan rasa lapar, kalau memang itu yang Anda rasakan. Mengabaikan rasa lapar dan menunda makan justru akan membuat Anda makan tak terkontrol nantinya. Sebaiknya biasakan makan dalam porsi kecil. Dengan demikian, Anda tidak akan pernah merasa kelaparan atau kekenyangan.
Tidak ada makanan yang ’baik’ atau ’buruk
Cobalah untuk membuat makanan ’bebas nilai’. Sebab, kalau tidak bisa-bisa semua makanan tidak dapat Anda makan, Sebaiknya anda memilah-milah makanan dengan lebih bijaksana. Daripada ’mengharamkan semua jenis makanan yang dianggap berpotensi membuat gemuk, lebih baik Anda membaginya menjadi: jenis makanan yang dapat Anda makan dengan batas tertentu dan makanan yang dapat Anda makan sesuka hati.
Harapan yang realistis
Banyak yang mengira bahwa bila ingin menurunkan berat badan dalam jumlah banyak, ia harus menghabiskan waktunya untuk berlatih di atas treadmill dan hanya boleh makan makanan tertentu (yang rasanya tidak enak) untuk jangka waktu yang sangat lama. Pikiran-pikiran seperti inilah yang akan menghancurkan motivasi Anda, Daripada memikirkan harapan-harapan besar yang bisa menjebak Anda, cobalah melihat sebuah harapan kecil yang mudah dan lebih realistis untuk dicapai. Seperti menurunkan 1 kg lagi bobot Anda, bukan 10 kg.
Belajarlah untuk menerima
Ada orang yang dapat dengan lapang dada menerima keadaan beberapa bagian tubuhnya , tetapi merasa malu melihat bagian tubuhnya yang lain. contohnya, bila ukuran kaki Anda besar, Anda tidak merasa malu meminta nomor sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki Anda ditoko sepatu, bukan? Lain halnya bila paha atau pinggul Anda besar. Anda akan merasa bahwa ada yang salah pada diri Anda. Belajarlah untuk bersikap seperti halnya pada kaki terhadap seluruh bagian tubuh Anda.