Syukur
adalah komponen ikhlas yang pertama dan terpenting, karena itu perlu
dipahami maknanya dan dilakukan dengan benar. Banyak orang yang masih
keliru dalam menerapkan rasa syukur. Sekadar mengucapkan, bukan
merasakan perasaan syukur itu;sekadar di bibir, bukannya mencoba masuk
ke dalam hati. Padahal syukur adalah kemampuan kita menikmati apa yang
sedang kita alami.
Inti dari rasa syukur adalah rasa
nikmat di dalam hati, dan bersyukur
adalah menikmati perasaan syukur
itu. Mengucapkan syukur tanpa benar-benar merasakannya sama artinya
tidak jujur dengan diri sendiri, karena mengatakan apa yang tidak
dirasakan.
Kekeliruan yang lain, kebanyakan orang hanya
(benar-benar) bersyukur jika yang mereka peroleh atau yang terjadi
adalah hal-hal yang dianggap menyenangkan saja. Mestinya bersyukur itu
kita lakukan setiap kita menikmati sesuatu (menyenangkan atau tidak)
mengingat segala sesuatu itu datangnya dari Tuhan. Jadi, bersyukur itu
sama pengertiannya dengan menerima dan merasakan nikmat dari Tuhan yang
menciptakan dunia berpasang-pasangan
Manusia cenderung
sulit mensyukuri dan menikmati apa yang ada di tangan karena selalu
mengharapkan yang belum dimiliki. Itu karena yang aktif bekerja adalah
pikirannya dan bukan hatinya. Akibatnya, selain sulit untuk bersyukur
juga menjadi mudah mengeluh. Dan celakanya, saat mengeluh kita justru
melakukannya dengan sepenuh hati. Benar-benar dirasakan. Ingat,
kekuatan perasaan jauh lebih besar daripada kekuatan pikiran, sehingga
apa yang kita keluhkan itulah yang sering mendatangi kita.
Jadi,
cara yang terbaik untuk bersyukur adalah dengan menghayati rasa nikmat
sekecil apapun dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sambil
mengungkapkan dengan kata 'alhamdulillah'. Apapun yang sedang terjadi,
baik maupun buruk, sebaiknya semua dihayati dan dinikmati. Pastikan
semua yang terucap di mulut sama dengan apa yang dirasakan dalam hati.
Inilah arti sebenarnya dari kata jujur. Dengan kata lain, beryukur yang
tepat itu kalau kita melakukannya dengan jujur.
Bersyukur
berefek pada ketenangan jiwa. Sebab, pada hakikatnya, bersyukur adalah
mengingat Dia yang Maha memberi. Dia yang Maha pemurah. Dia yang Maha
segalanya. dan dengan terus mengingat semua kebesaran Tuhan itu kita
bisa menemukan ketenangan jiwa.
"Abaikan Keinginan untuk
Mengeluh. Mudahkan diri Anda untuk setuju pada apa yang sedang dan
sudah terjadi. Nikmati jika sudah sesuai dan koreksi jika diperlukan"