ARTI SABAR

Sabar adalah percaya bahwa sesuatu sedang berubah ke arah yang lebih baik, atau percaya bahwa proses yang kita inginkan sedang berlangsung. Bahwa doa atau niat permintaan kita sedang diproses oleh komputer alam semesta milik yang Maha tahu. Setelah optimal berikhtiar tidak ada yang bisa kita lakukan dan tidak ada yang perlu dilakukan selain menanti dengan sabar.

Dengan begitu akan lebih mudah untuk kita bersikap sabar sehingga menimbulkan rasa nyaman di hati, tidak fokus pada masalah yang membuat ketidaknyamanan di hati.


Dalam hal ini hanya orang yang syukur yang bisa bersabar karena dia merasakan kenikmatan dalam hatinya; bahwa buah doanya sudah dia terima di dalam hati. Ibarat sedang memesan makanan di sebuah restoran yang ramai. Begitu kita menyampaikan pesanan dan membayar lalu mendapatkan tanda terima. Saat itulah kita sudah merasa senang, merasa sudah mendapatkan, hanya tinggal menanti pesanan kita diantar. Inilah esensi kesabaran.

Sabar berarti menanti mencairnya masalah pulang ke dunia kuantum, dan menanti terwujudnya solusi (doa dan harapan) dari dunia kuantum ke dunia nyata. mereka yang ikhlas bisa bersabar karena otaknya sanggup memahami relativitas waktu. Di dalam pikiran sadar, waktu terasa nyata, sedangkan di dalam pikiran bawah sadar (hati) yang ikhlas waktu relatif tidak terasa. Karena sanggup merasakan bahwa waktu adalah milik Tuhan, akhirnya orang yang ikhlas tidak kuasa memaksakan kehendaknya dan mampu bersabar dengan tenang.

Namun, sabar bukan berarti kita hanya duduk diam sambil memikirkan kapan pesanan kita akan datang. Kita harus tetap aktif berikhtiar dan fokus menjalankan aktifitas kita sehari-hari seperti biasanya. Rencana-rencana yang sudah dibuat tetap kita jalankan sebagaimana mestinya dengan memerhatikan kelekatan nafsu yang justru memunculkan energi yang menghalangi terjadinya hal yang tidak kita harapkan.

Alam semesta kuantum ibarat sebuah mesin besar yang memproses niat-niat Anda. Apapun yang kita minta secara langsung maupun tidak langsung, akan kita dapatkan pada waktunya. Tapi sebagaimana seorang petani yang menebar benih, Anda juga harus mengerti bahwa dibutuhkan waktu yang berbeda-beda bagi setiap jenis benih untuk tumbuh, menjadi besar, dan buahnya siap untuk dipanen.

Jadi, apapun yang Anda inginkan, setelah 100% berikhtiar, serahkan saja hal itu sepenuhnya kepada Tuhan. Ikhlaskan sedemikian rupa sampai Anda tidak mengingat lagi (terlupa) akan apa yang Anda pernah minta karena merasa sudah mendapatkan. Jika Anda masih terus mengingat apa yang Anda minta, berarti Anda belum betul-betul lepas menyerahkannya. Anda akan mudah mendapatkannya setelah Anda berhenti memikirkannya.